Friday, April 13, 2018

The Journey of Conceiving (Promil)

I am an ordinary human being, I am dreaming of becoming a mother of my own children. Whenever people asked me how many children I want to have, I always answered it constantly-FOUR. Long time before I was officially pronounced as a wife, I thought that conceiving is a piece of cake. But here the story comes...

Menantikan buah hati adalah pengalaman berharga yang dialami oleh hampir semua pasangan menikah. Sama seperti kebanyakan pasangan, aku dan suamiku juga mengharapkan momongan segera setelah kami menikah, segera setelah prosesi ijab qobul, dan rangkaian acara adat lainnya hingga ngunduh mantu di tempat mertua yang kami rencanakan adalah having our first baby! Aku yakin banyak pasangan menikah lainnya yang masih sedang berjuang, mungkin tulisan ini tidak banyak membantu tapi tak apalah... sharing sedikit saja...


27 April 2017
 27 April 2017 bukan hari libur, tapi hari kami berdua dan beberapa sahabat dekat kami meliburkan diri karena kami akan ijab qobul! Meski kami berdua adalah pasangan blasteran jawa ngapak dan jawa medok tapi keluarga kami tidak memakai hitung-hitungan hari baik seperti konon kebiasaan orang jawa pada umumnya. Hajatan di rumah orang tuaku dimulai dari sejak tanggal 25, meski kebanyakan saudara jauh sudah datang dari sejak tanggal 23. Tetangga, kenalan dan kerabat orang tuaku datang silih berganti sejak saat itu dari pagi sampai malam, bahkan beberapa tetangga dekat semalam suntuk dirumahku nonton wayang berjamaah.
Berhubung teman-temanku baru bisa datang dihari-H ijab qobulnya, selama beberapa hari sebelumnya aku hanya dibantu beberapa saudara untuk menjamu dan menemani tamu (dengan orang tuaku tentunya). Badan yang biasa dibawa kerja double-job dan naik motor Serpong-Warung Buncit ini rupanya tak terlalu perkasa untuk one-man show hajatan berhari-hari!
Hari akad nikah atas dua insan yang sudah planning menikah sejak 65 minggu sebelumnya ini pun tiba. pelaminan dipasang di kebun sebelah rumah orang tuaku. Menurut orang tuaku kami sengaja "ditandur" / ditanam di kebun agar cepat berbuah. hahahh..
Mahar karya my sister





Tentunya banyak yang menanyakan ikhwal sejarah singkat pemilihan mahar. Mahar ini dikonsep, dan dikreasikan oleh kakak kandungku sendiri. Ini adalah project coba-coba dengan bahan seadanya. Nominal yang aku minta adalah Rp. 2.000.000,- dan 4 dirham. Alasanya? cuma aku sendiri yang tau dan Allah pastinya. Baiklah.. angka 2 adalah simbol dari aku dan suamiku yang akan selalu berdua, angka 4 adalah doa agar kami dikaruniai 4 anak yang soleh&solehah, baik pekertinya dan mudah-mudahan good-looking semua. Anak! karena dari sebelum menikah mimpiku adalah menjadi Ibu yang baik untuk anak-anaku kelak.Gelar S2 ku tak akan berarti apa-apa kalau anakku tak berakhlak baik. Aku selalu berfikir begitu.
Ucapan selamat dan doa-doa dari tamu yang hadir, dan semua orang yang kami kenal kami aminkan dengan semangat dan sangat senang. Setelah acara di rumah orang tuaku selesai, kami masih disibukan dengan persiapan acara ngunduh mantu dirumah suamiku. Mempersiapkan kendaraan, barang bawaan, makanan, dan peserta yang ikut tidaklah mudah. Banyak pertimbangan, banyak diskusi, dan pastinya banyak budget juga, mengingat jarak yang ditempuh tidak dekat, meski masih satu provinsi, Banjarnegara-Magelang. 
Kurang beruntung, si nona sensitif datang sehari setelah akad. Seperti bulan bulan biasanya, volume simerah selalu banyak sampai banjir sampai hari ke-. It means sampe ngunduh mantu. Meski sudah dilapisi, 2 underwear, dan 1 celana pendek, pake yang night dilapisi yang herbal tipis pula, simerah tetap memaksa keluar dan meninggalkan bercak noda beberapa titik di gaun anggunku yang akan kupaki dipelaminan nanti. Tidak terlalu terlihat tapi membuat dudukku tidak nyaman. Saudara-saudaraku rupanya tau kalau I am on my period and they congratulate me! kata mereka kalau nikah pas lagi merah bisa langsung isi. I was soooooo happpyyy to hear that...
----
Kami pulang ke Tangerang beberapa hari setelahnya, dan si nona sensitif pun sudah terlewati. Of course, kami langsung fokus ke tujuan mulia kami: Punya Anak! Aku mulai menghitung masa suburku. 3 minggu setelah kami sampai di Tangerang, aku ditugaskan dari kantorku untuk trial audit di Sukabumi. Whyyyyy... disaat lagi happy-happynya promil. dan itu berarti sehari setelah audit adalah bulan Puasa, and we don't even know how to manage to do 'it'. 
Qodarullah.. si nona sessitif datang lagi saat perjalan pulang ke Tangerang, tepat sehari sebelum Ramadhan. Sedih.... aku sampai minta maaf sama suami yang malah kesel karena aku terlalu down.
----
Bulan Ramadhan kami tetap menyediakan waktu untuk program kami. Aku pun masih setia menghitung masa subur dan kemungkinan konsepsi.Aku bahkan rajin sekali memberi asupan otakku dengan berbagai macam info seputar kehamilan, kesuburan, kemungkinan-kemungkinan penyebab belum hamil setelah menikah, yang akhirnya membuatku pusing sendiri. Ketakutan-ketakutanku yang selalu saja berlebihan malah justru membuat program kami berjalan tidak baik. I mean, aku jadi kurang menikmati karena memikirkan kemungkinan ini itu dan lainnya. Aku mulai menghindari junk food and other unhealthy food, aku rajin membeli buah untukku dan suamiku (suamiku cuma suka pisang, kelengkeng dan anggur). Menu makan siangku selalu bernuansa toge. Si nona sensitif rupanya datang terlambat, meski baru satu hari (menurut kalender masa suburku) aku tak sabar dan aku meminta tolong temanku untuk membelikanku testpack sekaligus 50.000 terserah merk apa saja (aku malu beli sendiri). Tapi Allah belum juga memberi kami hadiah itu. Aku pulang kampung saat lebaran dalam keaadaan merah lagi..
-----
Konsultasi ke RS Hermina Ciputat
Bulan Juli, si nona sesisitif kembali datang terlambat, kali ini 2 hari aku menahan diri untuk tak membuka satupun test pack yang sudah aku stok. Tapi tetap saja dia datang lagi.. Aku membujuk suamiku untuk menemaniku konsultasi ke dokter spesialis kandungan. Dan dia setuju. Berhubung suamiku hanya punya waktu hari minggu, maka pilihan kami cuma RS. Hermina Ciputat, dengan dr. Rizky Ramadhany SpOG. Tanpa kepo-in profilenya sebelumnya kami kaget kalau dokternya ternyata laki-laki-muda-ganteng-eh. Kami pikir tadinya perempuan-yang kebayang mukanya Nia Ramadani.
Berbekal bacaan situs ibuhamil yang hampir setiap hari aku baca, aku memberanikan diri untuk to-the-point saja. I said that we are planning for having a baby tapi kita perlu make sure kalau kami baik-baik saja. Dokter ganteng ini pun menanyakan
“Sudah berapa lama menikah?”
We said “3 bulan”, dan dia senyum saja. Aku yang peka langsung sedikit malu and said, “Masih terlalu dini ya dok?”
And dokternya wise banget dengan bilang “It’s okay, malahan bagus kok, make sure kesehatan sedini mungkin, usia berapa?”
“Saya 26, suami saya 27”
“Wah masih muda banget..” lalu menjelaskan panjang lebar soal kesuburan dan promil. He asked more about my period history and my husband’s habit.
“Menstruasi lancar?”
“Lancar dok, sejauh ini biasanya siklusnya 27 hari, tapi semenjak menikah, 3 bulan ini mundur mundur 1-3 hari”
“Itu masih normal kok, apa pernah merasa sakit sekali saat mens?
“Sakit dok, tapi masih bisa ditahan, saya masih bisa kerja.mm… tapi volumenya banyak banget dok hari 1-3 biasanya saya ganti pembalut hampir 5 kali sehari,itu pun masih suka tembus”
“It’s okay kok nanti kita cek” wah.. apanyaaa???.. he changed to my husband, “Bapak ngopi atau ngerokok?” suami saya geleng sambil senyum “ga pernah dok” dokter gantengpun senyum.. “Bagus, apalagi alcohol, pasti ga mungkin donk..”
Konsultasi dilanjutkan dengan penjelasan dokter tentang kesuburan dan probability kami untuk punya anak. Menurut beliau usia kami masih tergolong muda, dan kami baru hitungan bulan menikah, ditambah riwayat menstruasiku yang normal dan suami sama sekali tidak pernah ada asupan yang memungkinkan untuk menghambat kesuburan maka kami masih sangat berpeluang besar untuk mendapat keturunan secara alami. Kami hanya perlu bersenang-senang dan rileks melewati masa-masa pernikahan sebelum punya momongan, anggap saja bulan madu terus, kata beliau. Adapun promil-promil yang dalam dunia medis itu biasanya untuk mereka yang sudah berusia diatas 30 atau sudah menikah lebih dari setahun, atau bertahun-tahun. Kemudian beliau menjelaskan tentang inseminasi dan bayi tabung yang biayanya belum mampu kami bayangkan. Tapi beliau menyarankan aku untuk di cek rahimnya saja, biar aku ga terlalu cemas dan ragu kalau aku ini baik-baik saja or there’s something wrong. Aku sangat setuju.
“USG nya dari dalam ya bu..” he said.
“ Transvaginal ya dok?” Was-was ga karuan dan mulai sedikit panic karena hari ini aku mens hari ke-3 dan sedang banyak banyaknya.
“Iya bu”
“Tapi saya lagi mens dok, lagi banyak-banyaknya”
“Justru bagus bu, sepertinya ibu sudah baca-baca ya kalau konsultasi promil paling bagus pas awal mens”
“Heheh.. iya dok, tapi kirain ga di USG transvaginal”
Ternyata yang memasukan alat pengecek rahim entah apa namanya itu susternya, dokter ganteng cuma pegang alat dari jauh sambil ngejelasin tampilan di monitor, it was weird, seumur-umur yang pernah liat my v ya cuma ibuku (waktu kecil) dan suamiku. Menurut beliau aku tergolong subur karena indung telurku yang besar-besar dan tampak di monitor ada sekitar 10 dari kanan dan kiri. I was so glad… menurut beliau kalau dalam kurun waktu 1 tahun aku belum juga hamil, beliau menyarankan untuk pengecekan kesuburan suami, tapi kalau tidak sabar kapanpun boleh. We thanked him (darah mens bersisa di alat USG), dan beliau mengingatkan kalau menikah dan berhubungan suami istri itu bukan semata-mata untuk punya keturunan, tapi juga untuk ibadah, jadi sebaiknya niatkan untuk beribadah dulu. Lega rasanya, now I know that I am good, healthy, and normal. Biaya konsultasi dan USG sekitar Rp. 490.000,-. Suami geli sepanjang jalan membayangkan ada 10 telur diperutku. He assumed that we’re going to be parents of 10 children!

Hasil USG Transvaginal


 -----
Masih dengan Dhuha, Doa Nabi Zakaria, Folavit dan Ever-E
Hari-hari setelahnya aku masih setia mencari berbagi informasi seputar kesuburan dan kehamilan. Aku pun masih rajin konsumsi folavit dan ever e, tapi masih suka malas minum susu promil. Suamiku masih aku cekoki buah-buahan dan kami berdua sepakat untuk tidak konsumsi mie instant at all. Dari berbagai blog yang aku baca aku tertarik dengan promil menggunakan madu penyubur. Dari testimomi di forum diskusi ibuhamil aku mendapat informasi kalau ada beberapa yang berhasil tetapi ada juga yang mencoba beberapa kali lalu give up. But I believe ini bagian dari ikhtiar. Dan jodoh sekaliii, ternyata teman sekantorku ada yang jual! It costs Rp.100.000,- sepasang! Tapi harus pesan dulu. Dan berhubung bulan Agustus ini masa suburku sudah lewat, aku berencana mulai meminum bulan depan, tapi dengan berbagai pertimbangan, karena sumber yang aku baca bilang kalau hari pertama mens itu hari pertama aku mengandung telur baru. So, aku maksa temanku untuk pesen maduku segera. And well, mulailah promil kami dengan madu, folavit, ever e, dan makanan sehat sejak akhir Agustus ini.
------
Dhuha, Doa Nabi Zakaria, Folavit, Ever-E, dan Madu Penyubur
Masa subur di bulan September kami manfaatkan sebaik mungkin (rencananya), tapi apalah daya suami sedang kurang fit, malah mesti ke dokter THT segala. Meski ga ada hubungannya dengan kesuburan, tapi tetap saja, sulit memaksakan kalau salah satu dari kami sedang kurang fit. Tapi namanya orang sudah terlanjur berharap, bulan ini si nona sensitive terlambat lagi. Di hari ke-4 aku ambil 1 stick test pack yang sudah aku stock. And…. Masih 1 garis…. Dan sorenya merah. Kecewa, sedih, apalagi dengar kabar si anu, si itu, si a, si b yang menikah setelah aku sudah positif hamil… huuuuu…. Rasanya seperti aku orang paling tidak beruntung sedunia….

Rp. 100.000,- Sepasang,
-------
Dhuha, Doa Nabi Zakaria, Folavit, Ever-E, Madu Penyubur, Madu Sono dan Kurma Muda Kuning
Bulan Oktober tiba, harapan baru tiba. Aku dan suami sudah rutin konsumsi madu penyubur dari sejak hari pertama mens. Aku masih mengenyangkan otakku dengan berbagai info seputar promil. Dari teman kantorku aku dapat kenalan sorang agen kurma muda. Tanpa piker panjang aku langsung pesan 1 kg kurma muda kuning. Disarankan untuk memakan 7 buah masing-masing suami isteri satu jam sebelum berhubungan, tapi suamiku malah keenakan makan kurma dan habis 15 buah sekaligus! Tapi lagi-lagi.. kali ini aku yang jatuh sakit. Padahal momentnya bagus. Aku sedang kami berdua sedang libur mengajar saat masa subur, jadi aktifitas malam untuk promil bisa dimaksimalkan.. Tapi apalah daya, aku mesti konsumsi beberapa obat dari dokter. Telfon dari orang tua, mertua, kakak ipar, keponakan menjadi seperti terror buatku. Meskipun mereka cuma menanyakan kabar. Tetap saja aku sedih… (di bulan ini suami dapat madu sono dari Jawa Timur, rasanya enak, dan katanya bagus buat tubuh)
------
Dhuha, Doa Nabi Zakaria, Folavit, Ever-E, Madu Penyubur, Madu Sono dan Surah Maryam

Akhir bulan Oktober aku direkomendasikan teman sesame promil-ku untuk follow IG dr. Bawono Suryo, katanya motivasi untuk promilnya bagus. Dan benar saja, posting-postingnya selalu mengngatkan kita para pejuang promil untuk menyerahkan semua pada Allah, sambil ikhtiar tentunya. Dan yang paling aku ingat adalah postingan-postingan beliau yang selalu mengingatkan keajaiban shalat dhuha, membaca quran dan surat Maryam. Aku yang sudah menghafalkan doa nabi Zakaria, dan doa-doa memohon zuriat lainnya sejak menikah kini mulai menambah amalan dengan rajin shalat dhuha, membaca sirat Maryam dan doa sebanyak-banyaknya.. Perasaan tenang mulai membawaku untuk berserah atas ambisiku. Mungkin kami masih harus belajar untuk menjadi orang tua yang baik dulu. Untuk refreshing suamiku mengajaku pulang kampung ke rumahnya di awal bulan November. Aku semangat sekali menyiapkan oleh-oleh untuk kakak-kakak iparku, mertuaku dan keponakan-keponakanku sampai kami belanja banyaaaak sekali….

-----
Dhuha, Doa Nabi Zakaria, Folavit, Ever-E, Madu Penyubur, Madu Sono, Surah Maryam, Ester C, CNI-Sun-Chorella, dan Tahajud
Pulang kampung kami berjalan dengan baik, semua senang dengan oleh-oleh dari kami, yang paling utama dengan kedatangan kami, karena keponakan-keponakan kami begitu lengket dengan suamiku. Sampai tiba saatnya kami berpamitan, kakak-kakak iparku yang semuanya cewek menanyakan perihal kehamilan. Mereka mengira aku memakai KB karena masih sibuk di kantor, mengajar dan menyelesaikan thesis. I told them about our effort. Kemudian mereka malah menenangkanku and said it’s okay, baru juga beberapa bulan. Tapi mereka mengingatkanku untuk melarang suamiku makan pare-padahal setahuku suamiku jarang sekali mau pare, dan membekaliku abon ayam, dan mewanti-wanti untuk tidak terlalu capek.
Sepulang dari kampung, agen kurma muda menawariku kurma muda yang merah, menurutnya ini lebih manjur. Aku iyakan saja, aku pesan 1 kg, dengan harga sama dengan dengan kurma muda kuning Rp. 250.000,- (aku meminta untuk dikirim satu minggu mendatang mengingat jadwal mensku masih beberapa hari), temanku pun masih menawariku madu penyubur, dan aku juga mengiyakannya, aku pesan 2 pasang sekaligus. Aku masih menyetok folavit dan ever-e. Dan qodarullah, suamiku tiba-tiba ditawari produk dari CNI untuk promil dan ester-C, yang diiyakan saja oleh suamiku, harganya Rp. 350.000.-. Berhubung masa suburku sudah lewat, aku meminta suamiku untuk mulai meminum nanti saja setelah si merah dating. 13 November si merah pun datang. Kami mulai meminum madu penyubur sejak hari pertama, kemudian setelah si merah lewat, aku meminta untuk menunda beberapa hari sampai aku benar-benar subur, selain itu, setelah aku amati, rupanya selama ini si jantan lebih kental dan banyak ketika si merah baru lewat karena diliburkan kurang lebih 9 hari. Jadi aku meminta untuk menunda sampi kira-kira hari ke-14. Awalnya suami keberatan, tapi aku jelaskan alasanku dan dia setuju. Sejak hari ke-12 (dihitung dari hari pertama mens) aku mengagendakan untuk mulai makan kurma muda merah yang Alhamdulillah datang tepat waktu (tidak terlalu cepat karena umurnya cuma seminggu), aku berencana untuk makan 7 buah masing masing sesuai petunjuk, tapi rasanya yang… Allohu akbar… sepat sekali, aku cuma kuat makan 3 buah dan suamiku 5 buah, itupun dengan perjuangan menahan enek yang luar biasa. Supplemen dari CNI pun mulai kami konsumsi 10 butir setiap malam, juga satu butir ester C, 1 butir folavit, dan 1 butir ever E (perut kembung sebelum berhubungan, LOL!), shalat dhuha, tahajud, surah Maryam, doa nabi Zakaria, dan doa doa zuriat lainnya tetap kami amalkan dan kami panjatkan

Sub Chorella 10 butir masing2 aku dan suami, ester-c dan ever E 1 butir masing2, dan folavit 1 butir aku tok.
.

-----
Kun Fayakun

Awal Desember, agenda audit internal dan beberapa pekerjaan yang tertunda sudah harus menjadi fokus. Belum lagi persiapan materi mengajar yang hanya tinggal beberapa minggu lagi sebelum final test. Tanpa terasa kesibukanku sedikit mengalihkanku. Ditambal lagi suami yang ndilalah mesti ke THT lagi, dan aku mesti minum beberapa obat karena dengan ceroboh tertusuk duri ikan sampai bernanah dan bengkak. Audit mulai berjalan dan ternyata mensku sudah terlambat 5 hari. Excited, tapi was-was, takut kecewa, aku memutuskan untuk menunda test (test bulanan pakai stock test pack!), aku juga mengingatkan suamiku untuk jangan dulu bersenang-senang..ha!!
Tanggal 17 Desember 2017, tepat satu minggu keterlambatanku kalau dihitung siklus normal 28 hari. seperti biasa aku terbangun malam hari, mungkin sekitar jam 2 malam pikirku. Aku berniat mengambil wudhu untuk tahajud ketika kebimbangan mulai menguasaiku lagi. Haruskah aku test sekarang? Ah takut kecewa. Tapi ini sudah 7 hari terlambat. Aku mengecek aplikasi Flo di HP ku. Aplikasi yang setia menemaniku memantau perkiraan haid, dan masa suburku. Kurang lebih 1 jam aku hanya terbaring disebelah suamiku yang mendengkur lelap. Masih dengan kebimbangan aku putuskan untuk bangun dan memasrahkan semuanya pada-Nya. Aku panjatkan rangkaian doa memohon zuriat lagi. Aku ambil satu dari beberapa stick stock test pack-ku. Wadah penampung sudah tersedia dikamar mandi, saking rutinya aku melakukan ini. Sudah 6 bulan menikah, jadi mungkin sudah sekitar 5 kali aku lakukan ini. Kutampung air seniku di wadah, karena sudah hafal cara pemakaiannya, langsung saja aku buka kemasannya dan aku celupkan sticknya. Detak jantungku mulai bergemuruh tak karuan. Dan tanpa menunggu lama, dua garis merah terang, jelas, dan menyenangkan itu muncul begitu saja. Aku langsung menaruhnya ditempat kering, membersihkan diri dan membersihkan wadah. Rencana wudhu sekonyong-konyong tergantikan dengan ide membangunkan suamiku. Sekali dua kali sentuh suamiku masih saja mendengkur. Aku goyang badannya dengan keras sampai dia terbangun. Masih mengantuk, aku sodorkan stick itu ke depan matanya. 

Masih tersimpan manis dan suka aku liatin biar inget moment indah liat ini pertama kali
“Apa itu?” tanyanya malas
“Liat mas” kataku dengan antusiasme berlebihan
“Itu artinya apa?” tanyanya masih mengantuk
“positif maass”
“Alhamdulillah” katanya tersenyum, lalu kembali tidur.
Sedikit kesal sungguh tak berarti apa-apa bagiku saat itu, karena aku sungguh sangat bahagia. Penuh semagat aku mengambil air wudhu. Syukur yang begitu panjang aku lantunkan selepas shalat. Aku tak bisa lagi memejamkan mata waktu itu. Rasanya dunia ini begitu indah. Rasanya Allah memang sayaaang sekali padaku. Kufoto test pack-ku, ku kirimkan ke karibku sesame promil. Karena tak ada respon darinya, aku kirimkan pula ke kakak-ku.
Benar, keturunan adalah hak mutlak Allah, ketika Ia berkehendak maka dengan mudah Ia akan menjadikan sperma dan ovum menjadi zigot dan kemudian menjadi embrio. Sungguh betapa ajaib proses itu. Sungguh hanya Allah yang mampu.
Adzan subuh berkumandang, aku membangunkan suamiku. Kali ini suamiku sudah sabar sepenuhnya.
“Jadi bener kamu hamil dik?” Tanya nya cerah. Kini ia yang senyum-senyum sendiri bahagia, membayangkan dirinya menjadi seorang ayah.
Alhamdulillah…