I am an ordinary human being, I am dreaming of becoming a mother of my own children. Whenever people asked me how many children I want to have, I always answered it constantly-FOUR. Long time before I was officially pronounced as a wife, I thought that conceiving is a piece of cake. But here the story comes...
Menantikan buah hati adalah pengalaman berharga yang dialami oleh hampir semua pasangan menikah. Sama seperti kebanyakan pasangan, aku dan suamiku juga mengharapkan momongan segera setelah kami menikah, segera setelah prosesi ijab qobul, dan rangkaian acara adat lainnya hingga ngunduh mantu di tempat mertua yang kami rencanakan adalah having our first baby! Aku yakin banyak pasangan menikah lainnya yang masih sedang berjuang, mungkin tulisan ini tidak banyak membantu tapi tak apalah... sharing sedikit saja...
 |
27 April 2017 |
27 April 2017 bukan hari libur, tapi hari kami berdua dan beberapa sahabat dekat kami meliburkan diri karena kami akan ijab qobul! Meski kami berdua adalah pasangan blasteran jawa ngapak dan jawa medok tapi keluarga kami tidak memakai hitung-hitungan hari baik seperti konon kebiasaan orang jawa pada umumnya. Hajatan di rumah orang tuaku dimulai dari sejak tanggal 25, meski kebanyakan saudara jauh sudah datang dari sejak tanggal 23. Tetangga, kenalan dan kerabat orang tuaku datang silih berganti sejak saat itu dari pagi sampai malam, bahkan beberapa tetangga dekat semalam suntuk dirumahku nonton wayang berjamaah.
Berhubung teman-temanku baru bisa datang dihari-H ijab qobulnya, selama beberapa hari sebelumnya aku hanya dibantu beberapa saudara untuk menjamu dan menemani tamu (dengan orang tuaku tentunya). Badan yang biasa dibawa kerja double-job dan naik motor Serpong-Warung Buncit ini rupanya tak terlalu perkasa untuk one-man show hajatan berhari-hari!
Hari akad nikah atas dua insan yang sudah planning menikah sejak 65 minggu sebelumnya ini pun tiba. pelaminan dipasang di kebun sebelah rumah orang tuaku. Menurut orang tuaku kami sengaja "ditandur" / ditanam di kebun agar cepat berbuah. hahahh..
 |
Mahar karya my sister |
|
|
|
|
|
Tentunya banyak yang menanyakan
ikhwal sejarah singkat pemilihan mahar. Mahar ini dikonsep, dan dikreasikan
oleh kakak kandungku sendiri. Ini adalah project coba-coba dengan bahan
seadanya. Nominal yang aku minta adalah Rp. 2.000.000,- dan 4 dirham. Alasanya?
cuma aku sendiri yang tau dan Allah pastinya. Baiklah.. angka 2 adalah simbol
dari aku dan suamiku yang akan selalu berdua, angka 4 adalah doa agar kami
dikaruniai 4 anak yang soleh&solehah, baik pekertinya dan mudah-mudahan good-looking
semua. Anak! karena dari sebelum menikah mimpiku adalah menjadi Ibu yang baik
untuk anak-anaku kelak.Gelar S2 ku tak akan berarti apa-apa kalau anakku tak
berakhlak baik. Aku selalu berfikir begitu.
Ucapan selamat dan doa-doa dari tamu
yang hadir, dan semua orang yang kami kenal kami aminkan dengan semangat dan
sangat senang. Setelah acara di rumah orang tuaku selesai, kami masih disibukan
dengan persiapan acara ngunduh mantu dirumah suamiku. Mempersiapkan kendaraan,
barang bawaan, makanan, dan peserta yang ikut tidaklah mudah. Banyak
pertimbangan, banyak diskusi, dan pastinya banyak budget juga, mengingat jarak
yang ditempuh tidak dekat, meski masih satu provinsi,
Banjarnegara-Magelang.
Kurang beruntung, si nona sensitif
datang sehari setelah akad. Seperti bulan bulan biasanya, volume simerah selalu
banyak sampai banjir sampai hari ke-. It means sampe ngunduh mantu. Meski sudah
dilapisi, 2 underwear, dan 1 celana pendek, pake yang night dilapisi yang
herbal tipis pula, simerah tetap memaksa keluar dan meninggalkan bercak noda
beberapa titik di gaun anggunku yang akan kupaki dipelaminan nanti. Tidak
terlalu terlihat tapi membuat dudukku tidak nyaman. Saudara-saudaraku rupanya
tau kalau I am on my period and they congratulate me! kata mereka kalau nikah
pas lagi merah bisa langsung isi. I was soooooo happpyyy to hear that...
----
Kami pulang ke Tangerang beberapa
hari setelahnya, dan si nona sensitif pun sudah terlewati. Of course, kami
langsung fokus ke tujuan mulia kami: Punya Anak! Aku mulai menghitung masa
suburku. 3 minggu setelah kami sampai di Tangerang, aku ditugaskan dari
kantorku untuk trial audit di Sukabumi. Whyyyyy... disaat lagi happy-happynya
promil. dan itu berarti sehari setelah audit adalah bulan Puasa, and we don't
even know how to manage to do 'it'.
Qodarullah.. si nona sessitif datang
lagi saat perjalan pulang ke Tangerang, tepat sehari sebelum Ramadhan.
Sedih.... aku sampai minta maaf sama suami yang malah kesel karena aku terlalu
down.
----
Bulan Ramadhan kami tetap
menyediakan waktu untuk program kami. Aku pun masih setia menghitung masa subur
dan kemungkinan konsepsi.Aku bahkan rajin sekali memberi asupan otakku dengan
berbagai macam info seputar kehamilan, kesuburan, kemungkinan-kemungkinan
penyebab belum hamil setelah menikah, yang akhirnya membuatku pusing sendiri.
Ketakutan-ketakutanku yang selalu saja berlebihan malah justru membuat program
kami berjalan tidak baik. I mean, aku jadi kurang menikmati karena memikirkan
kemungkinan ini itu dan lainnya. Aku mulai menghindari junk food and other
unhealthy food, aku rajin membeli buah untukku dan suamiku (suamiku cuma suka
pisang, kelengkeng dan anggur). Menu makan siangku selalu bernuansa toge. Si
nona sensitif rupanya datang terlambat, meski baru satu hari (menurut kalender
masa suburku) aku tak sabar dan aku meminta tolong temanku untuk membelikanku
testpack sekaligus 50.000 terserah merk apa saja (aku malu beli sendiri). Tapi
Allah belum juga memberi kami hadiah itu. Aku pulang kampung saat lebaran dalam
keaadaan merah lagi..
-----
Konsultasi ke RS Hermina Ciputat
Bulan Juli, si nona sesisitif
kembali datang terlambat, kali ini 2 hari aku menahan diri untuk tak membuka
satupun test pack yang sudah aku stok. Tapi tetap saja dia datang lagi.. Aku
membujuk suamiku untuk menemaniku konsultasi ke dokter spesialis kandungan. Dan
dia setuju. Berhubung suamiku hanya punya waktu hari minggu, maka pilihan kami
cuma RS. Hermina Ciputat, dengan dr. Rizky Ramadhany SpOG. Tanpa kepo-in
profilenya sebelumnya kami kaget kalau dokternya ternyata laki-laki-muda-ganteng-eh.
Kami pikir tadinya perempuan-yang kebayang mukanya Nia Ramadani.
Berbekal bacaan situs ibuhamil yang
hampir setiap hari aku baca, aku memberanikan diri untuk to-the-point saja. I
said that we are planning for having a baby tapi kita perlu make sure kalau
kami baik-baik saja. Dokter ganteng ini pun menanyakan
“Sudah berapa lama menikah?”
We said “3 bulan”, dan dia senyum
saja. Aku yang peka langsung sedikit malu and said, “Masih terlalu dini ya
dok?”
And dokternya wise banget dengan
bilang “It’s okay, malahan bagus kok, make sure kesehatan sedini mungkin, usia
berapa?”
“Saya 26, suami saya 27”
“Wah masih muda banget..” lalu
menjelaskan panjang lebar soal kesuburan dan promil. He asked more about my
period history and my husband’s habit.
“Menstruasi lancar?”
“Lancar dok, sejauh ini biasanya
siklusnya 27 hari, tapi semenjak menikah, 3 bulan ini mundur mundur 1-3 hari”
“Itu masih normal kok, apa pernah
merasa sakit sekali saat mens?
“Sakit dok, tapi masih bisa ditahan,
saya masih bisa kerja.mm… tapi volumenya banyak banget dok hari 1-3 biasanya
saya ganti pembalut hampir 5 kali sehari,itu pun masih suka tembus”
“It’s okay kok nanti kita cek” wah..
apanyaaa???.. he changed to my husband, “Bapak ngopi atau ngerokok?” suami saya
geleng sambil senyum “ga pernah dok” dokter gantengpun senyum.. “Bagus, apalagi
alcohol, pasti ga mungkin donk..”
Konsultasi dilanjutkan dengan
penjelasan dokter tentang kesuburan dan probability kami untuk punya anak.
Menurut beliau usia kami masih tergolong muda, dan kami baru hitungan bulan
menikah, ditambah riwayat menstruasiku yang normal dan suami sama sekali tidak
pernah ada asupan yang memungkinkan untuk menghambat kesuburan maka kami masih
sangat berpeluang besar untuk mendapat keturunan secara alami. Kami hanya perlu
bersenang-senang dan rileks melewati masa-masa pernikahan sebelum punya
momongan, anggap saja bulan madu terus, kata beliau. Adapun promil-promil yang
dalam dunia medis itu biasanya untuk mereka yang sudah berusia diatas 30 atau
sudah menikah lebih dari setahun, atau bertahun-tahun. Kemudian beliau
menjelaskan tentang inseminasi dan bayi tabung yang biayanya belum mampu kami
bayangkan. Tapi beliau menyarankan aku untuk di cek rahimnya saja, biar aku ga
terlalu cemas dan ragu kalau aku ini baik-baik saja or there’s something wrong.
Aku sangat setuju.
“USG nya dari dalam ya bu..” he
said.
“ Transvaginal ya dok?” Was-was ga
karuan dan mulai sedikit panic karena hari ini aku mens hari ke-3 dan sedang
banyak banyaknya.
“Iya bu”
“Tapi saya lagi mens dok, lagi
banyak-banyaknya”
“Justru bagus bu, sepertinya ibu
sudah baca-baca ya kalau konsultasi promil paling bagus pas awal mens”
“Heheh.. iya dok, tapi kirain ga di
USG transvaginal”
Ternyata yang memasukan alat
pengecek rahim entah apa namanya itu susternya, dokter ganteng cuma pegang alat
dari jauh sambil ngejelasin tampilan di monitor, it was weird, seumur-umur yang
pernah liat my v ya cuma ibuku (waktu kecil) dan suamiku. Menurut beliau aku
tergolong subur karena indung telurku yang besar-besar dan tampak di monitor
ada sekitar 10 dari kanan dan kiri. I was so glad… menurut beliau kalau dalam
kurun waktu 1 tahun aku belum juga hamil, beliau menyarankan untuk pengecekan
kesuburan suami, tapi kalau tidak sabar kapanpun boleh. We thanked him (darah
mens bersisa di alat USG), dan beliau mengingatkan kalau menikah dan
berhubungan suami istri itu bukan semata-mata untuk punya keturunan, tapi juga
untuk ibadah, jadi sebaiknya niatkan untuk beribadah dulu. Lega rasanya, now I
know that I am good, healthy, and normal. Biaya konsultasi dan USG sekitar Rp.
490.000,-. Suami geli sepanjang jalan membayangkan ada 10 telur diperutku. He
assumed that we’re going to be parents of 10 children!
 |
Hasil USG Transvaginal |
-----
Masih dengan Dhuha, Doa Nabi Zakaria, Folavit dan Ever-E
Hari-hari setelahnya aku masih setia
mencari berbagi informasi seputar kesuburan dan kehamilan. Aku pun masih rajin
konsumsi folavit dan ever e, tapi masih suka malas minum susu promil. Suamiku
masih aku cekoki buah-buahan dan kami berdua sepakat untuk tidak konsumsi mie
instant at all. Dari berbagai blog yang aku baca aku tertarik dengan promil
menggunakan madu penyubur. Dari testimomi di forum diskusi ibuhamil aku
mendapat informasi kalau ada beberapa yang berhasil tetapi ada juga yang
mencoba beberapa kali lalu give up. But I believe ini bagian dari ikhtiar. Dan
jodoh sekaliii, ternyata teman sekantorku ada yang jual! It costs Rp.100.000,-
sepasang! Tapi harus pesan dulu. Dan berhubung bulan Agustus ini masa suburku
sudah lewat, aku berencana mulai meminum bulan depan, tapi dengan berbagai
pertimbangan, karena sumber yang aku baca bilang kalau hari pertama mens itu
hari pertama aku mengandung telur baru. So, aku maksa temanku untuk pesen
maduku segera. And well, mulailah promil kami dengan madu, folavit, ever e, dan
makanan sehat sejak akhir Agustus ini.
------
Dhuha, Doa Nabi Zakaria, Folavit, Ever-E, dan Madu Penyubur
Masa subur di bulan September kami
manfaatkan sebaik mungkin (rencananya), tapi apalah daya suami sedang kurang
fit, malah mesti ke dokter THT segala. Meski ga ada hubungannya dengan
kesuburan, tapi tetap saja, sulit memaksakan kalau salah satu dari kami sedang
kurang fit. Tapi namanya orang sudah terlanjur berharap, bulan ini si nona
sensitive terlambat lagi. Di hari ke-4 aku ambil 1 stick test pack yang sudah
aku stock. And…. Masih 1 garis…. Dan sorenya merah. Kecewa, sedih, apalagi
dengar kabar si anu, si itu, si a, si b yang menikah setelah aku sudah positif
hamil… huuuuu…. Rasanya seperti aku orang paling tidak beruntung sedunia….
 |
Rp. 100.000,- Sepasang, |
-------
Dhuha, Doa Nabi Zakaria, Folavit, Ever-E, Madu Penyubur,
Madu Sono dan Kurma Muda Kuning
Bulan Oktober tiba, harapan baru
tiba. Aku dan suami sudah rutin konsumsi madu penyubur dari sejak hari pertama
mens. Aku masih mengenyangkan otakku dengan berbagai info seputar promil. Dari
teman kantorku aku dapat kenalan sorang agen kurma muda. Tanpa piker panjang
aku langsung pesan 1 kg kurma muda kuning. Disarankan untuk memakan 7 buah
masing-masing suami isteri satu jam sebelum berhubungan, tapi suamiku malah
keenakan makan kurma dan habis 15 buah sekaligus! Tapi lagi-lagi.. kali ini aku
yang jatuh sakit. Padahal momentnya bagus. Aku sedang kami berdua sedang libur
mengajar saat masa subur, jadi aktifitas malam untuk promil bisa
dimaksimalkan.. Tapi apalah daya, aku mesti konsumsi beberapa obat dari dokter.
Telfon dari orang tua, mertua, kakak ipar, keponakan menjadi seperti terror
buatku. Meskipun mereka cuma menanyakan kabar. Tetap saja aku sedih… (di bulan
ini suami dapat madu sono dari Jawa Timur, rasanya enak, dan katanya bagus buat
tubuh)
------
Dhuha, Doa Nabi Zakaria, Folavit, Ever-E, Madu Penyubur,
Madu Sono dan Surah Maryam
Akhir bulan Oktober aku
direkomendasikan teman sesame promil-ku untuk follow IG dr. Bawono Suryo,
katanya motivasi untuk promilnya bagus. Dan benar saja, posting-postingnya
selalu mengngatkan kita para pejuang promil untuk menyerahkan semua pada Allah,
sambil ikhtiar tentunya. Dan yang paling aku ingat adalah postingan-postingan
beliau yang selalu mengingatkan keajaiban shalat dhuha, membaca quran dan surat
Maryam. Aku yang sudah menghafalkan doa nabi Zakaria, dan doa-doa memohon
zuriat lainnya sejak menikah kini mulai menambah amalan dengan rajin shalat
dhuha, membaca sirat Maryam dan doa sebanyak-banyaknya.. Perasaan tenang mulai
membawaku untuk berserah atas ambisiku. Mungkin kami masih harus belajar untuk
menjadi orang tua yang baik dulu. Untuk refreshing suamiku mengajaku pulang
kampung ke rumahnya di awal bulan November. Aku semangat sekali menyiapkan
oleh-oleh untuk kakak-kakak iparku, mertuaku dan keponakan-keponakanku sampai
kami belanja banyaaaak sekali….
-----
Dhuha, Doa Nabi Zakaria, Folavit, Ever-E, Madu Penyubur,
Madu Sono, Surah Maryam, Ester C, CNI-Sun-Chorella, dan Tahajud
Pulang kampung kami berjalan dengan
baik, semua senang dengan oleh-oleh dari kami, yang paling utama dengan
kedatangan kami, karena keponakan-keponakan kami begitu lengket dengan suamiku.
Sampai tiba saatnya kami berpamitan, kakak-kakak iparku yang semuanya cewek
menanyakan perihal kehamilan. Mereka mengira aku memakai KB karena masih sibuk
di kantor, mengajar dan menyelesaikan thesis. I told them about our effort. Kemudian
mereka malah menenangkanku and said it’s okay, baru juga beberapa bulan. Tapi
mereka mengingatkanku untuk melarang suamiku makan pare-padahal setahuku
suamiku jarang sekali mau pare, dan membekaliku abon ayam, dan mewanti-wanti
untuk tidak terlalu capek.
Sepulang dari kampung, agen kurma
muda menawariku kurma muda yang merah, menurutnya ini lebih manjur. Aku iyakan
saja, aku pesan 1 kg, dengan harga sama dengan dengan kurma muda kuning Rp.
250.000,- (aku meminta untuk dikirim satu minggu mendatang mengingat jadwal
mensku masih beberapa hari), temanku pun masih menawariku madu penyubur, dan
aku juga mengiyakannya, aku pesan 2 pasang sekaligus. Aku masih menyetok
folavit dan ever-e. Dan qodarullah, suamiku tiba-tiba ditawari produk dari CNI
untuk promil dan ester-C, yang diiyakan saja oleh suamiku, harganya Rp.
350.000.-. Berhubung masa suburku sudah lewat, aku meminta suamiku untuk mulai
meminum nanti saja setelah si merah dating. 13 November si merah pun datang.
Kami mulai meminum madu penyubur sejak hari pertama, kemudian setelah si merah
lewat, aku meminta untuk menunda beberapa hari sampai aku benar-benar subur,
selain itu, setelah aku amati, rupanya selama ini si jantan lebih kental dan
banyak ketika si merah baru lewat karena diliburkan kurang lebih 9 hari. Jadi
aku meminta untuk menunda sampi kira-kira hari ke-14. Awalnya suami keberatan,
tapi aku jelaskan alasanku dan dia setuju. Sejak hari ke-12 (dihitung dari hari
pertama mens) aku mengagendakan untuk mulai makan kurma muda merah yang
Alhamdulillah datang tepat waktu (tidak terlalu cepat karena umurnya cuma
seminggu), aku berencana untuk makan 7 buah masing masing sesuai petunjuk, tapi
rasanya yang… Allohu akbar… sepat sekali, aku cuma kuat makan 3 buah dan
suamiku 5 buah, itupun dengan perjuangan menahan enek yang luar biasa.
Supplemen dari CNI pun mulai kami konsumsi 10 butir setiap malam, juga satu
butir ester C, 1 butir folavit, dan 1 butir ever E (perut kembung sebelum
berhubungan, LOL!), shalat dhuha, tahajud, surah Maryam, doa nabi Zakaria, dan
doa doa zuriat lainnya tetap kami amalkan dan kami panjatkan
 |
Sub Chorella 10 butir masing2 aku dan suami, ester-c dan ever E 1 butir masing2, dan folavit 1 butir aku tok. |
.
-----
Kun Fayakun
Awal Desember, agenda audit internal
dan beberapa pekerjaan yang tertunda sudah harus menjadi fokus. Belum lagi
persiapan materi mengajar yang hanya tinggal beberapa minggu lagi sebelum final
test. Tanpa terasa kesibukanku sedikit mengalihkanku. Ditambal lagi suami yang
ndilalah mesti ke THT lagi, dan aku mesti minum beberapa obat karena dengan
ceroboh tertusuk duri ikan sampai bernanah dan bengkak. Audit mulai berjalan
dan ternyata mensku sudah terlambat 5 hari. Excited, tapi was-was, takut
kecewa, aku memutuskan untuk menunda test (test bulanan pakai stock test pack!),
aku juga mengingatkan suamiku untuk jangan dulu bersenang-senang..ha!!
Tanggal 17 Desember 2017, tepat satu
minggu keterlambatanku kalau dihitung siklus normal 28 hari. seperti biasa aku
terbangun malam hari, mungkin sekitar jam 2 malam pikirku. Aku berniat
mengambil wudhu untuk tahajud ketika kebimbangan mulai menguasaiku lagi. Haruskah
aku test sekarang? Ah takut kecewa. Tapi ini sudah 7 hari terlambat. Aku mengecek
aplikasi Flo di HP ku. Aplikasi yang setia menemaniku memantau perkiraan haid,
dan masa suburku. Kurang lebih 1 jam aku hanya terbaring disebelah suamiku yang
mendengkur lelap. Masih dengan kebimbangan aku putuskan untuk bangun dan
memasrahkan semuanya pada-Nya. Aku panjatkan rangkaian doa memohon zuriat lagi.
Aku ambil satu dari beberapa stick stock test pack-ku. Wadah penampung sudah
tersedia dikamar mandi, saking rutinya aku melakukan ini. Sudah 6 bulan
menikah, jadi mungkin sudah sekitar 5 kali aku lakukan ini. Kutampung air
seniku di wadah, karena sudah hafal cara pemakaiannya, langsung saja aku buka
kemasannya dan aku celupkan sticknya. Detak jantungku mulai bergemuruh tak
karuan. Dan tanpa menunggu lama, dua garis merah terang, jelas, dan
menyenangkan itu muncul begitu saja. Aku langsung menaruhnya ditempat kering,
membersihkan diri dan membersihkan wadah. Rencana wudhu sekonyong-konyong
tergantikan dengan ide membangunkan suamiku. Sekali dua kali sentuh suamiku
masih saja mendengkur. Aku goyang badannya dengan keras sampai dia terbangun.
Masih mengantuk, aku sodorkan stick itu ke depan matanya.
 |
Masih tersimpan manis dan suka aku liatin biar inget moment indah liat ini pertama kali |
“Apa itu?” tanyanya malas
“Liat mas” kataku dengan antusiasme
berlebihan
“Itu artinya apa?” tanyanya masih
mengantuk
“positif maass”
“Alhamdulillah” katanya tersenyum,
lalu kembali tidur.
Sedikit kesal sungguh tak berarti
apa-apa bagiku saat itu, karena aku sungguh sangat bahagia. Penuh semagat aku
mengambil air wudhu. Syukur yang begitu panjang aku lantunkan selepas shalat.
Aku tak bisa lagi memejamkan mata waktu itu. Rasanya dunia ini begitu indah.
Rasanya Allah memang sayaaang sekali padaku. Kufoto test pack-ku, ku kirimkan
ke karibku sesame promil. Karena tak ada respon darinya, aku kirimkan pula ke
kakak-ku.
Benar, keturunan adalah hak mutlak
Allah, ketika Ia berkehendak maka dengan mudah Ia akan menjadikan sperma dan
ovum menjadi zigot dan kemudian menjadi embrio. Sungguh betapa ajaib proses
itu. Sungguh hanya Allah yang mampu.
Adzan subuh berkumandang, aku
membangunkan suamiku. Kali ini suamiku sudah sabar sepenuhnya.
“Jadi bener kamu hamil dik?” Tanya nya
cerah. Kini ia yang senyum-senyum sendiri bahagia, membayangkan dirinya menjadi
seorang ayah.
Alhamdulillah…