Friday, September 13, 2013

Gara-gara Insomnia

Efek Insomnia


Insomnia adalah gejala[2] kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.
Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif.[3] Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenanglainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.
Sedangkan Craig David bilang gini : i can't sleep til you're next to me, no i can't live without you no more ..... feels like insomnia...ahhhh ahhh


Dan apapun itu ternyata bener emang, kalo insomnia bikin kinerja otak menurun. pantesan yah susah konsentrasi kalo hari senen, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu (senen-sabtu males, emang dasarnya males). alesanya kalo hari senen-jumat kerja pagi, kuliah sampe malem, pulang kuliah nonton tv, kadang maen game atau baca buku, kalaupun libur kuliah ya nonton tv dari pulang kerja, dan kalaupun ga ngapa-ngapain juga ga bisa merem merem kalo belom jam 12 atau kadang sampe jam 2, minimal banget jam 11. dan kayak hari ini nih,,, libur kuliah sih.. dan sebenernya semalem jam 8 udah ngantuk, tapi gara-gara nonton the comment-nya danang-darto mata jadi seger lagi.. dan film di global tv yang aku lupa judulnya pun sampe selesai, terus lanjut filmnya steven seagal di trans tv, terahir liat jam kayaknya jam 1 lewat berapa gitu.. ini udah jadi kebiasaan. dan hari ini...bener-beneeerrr ga fokus ! untung ya meja kerjaku di pojokan gini, mana ada yang peduli aku ngapain, kecuali kalau lagi audit..yang penting kerjaanku beres to? jadi iseng - iseng aja run ke IP temen dan ngambil foto-foto pas 17-an dan Ultahnya PAI seperti tercantum dibawah ini :


 Kue Ulang Tahunya Efisien kan...


 balloooooooooooooooooooooooooonnsssss


Sebenernya pas nglepas ini balon balon ada burungnya juga,,, sayang burungnya malu sama kamera


 Petugas pembawa baki. Kalo diliat dengan seksama dan mendalam mukaku lugu banget gitu (hhihihi)



Dan ga kurus kurus amat kan ya??? (sengaja pake baju ukuran M)

Buntutin bos cuma ngasih kertas doang muter-muter.hahahhh

dan tiba waktunya nitip makan siang... gadoooo gadoooooo semoga setelah menyantapmu nanti konsentrasiku pulih kembali.......


Wednesday, August 28, 2013

Perempuan Yang Dicintai Suamiku

Perempuan Yang Dicintai Suamiku

“Pesan” dahsyat buat para suami (dan calon suami) untuk menjaga istrinya…
Dan motivasi hebat buat para istri (dan calon istri) untuk tetap mencintai suaminya…
Oleh: Botefilia

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.
Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi ke kantornya bekerja sampai subuh, baru pulang ke rumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.
Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itu pun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.
Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluar pun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.
Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran di kamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.
Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, di suatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit di rumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan di rumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.
Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.
Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.
Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi di saat lain, dia sering termenung di depan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.
Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,
“Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini? tidak mau makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya”, lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun!
Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang ke rumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.
Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.
Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.
Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatiku pun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.
Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papanya, dan memanggilku, “Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha?”
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,
Dear Meisha,
Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.
Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.
Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.
Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.
yours,
Mario
Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.
Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.
Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan di amplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.
Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.
Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.
Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus di dalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.
**********
Setahun kemudian…
Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.
” Mario, suamiku….
Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja di kantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa di atas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku…..
Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.
Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, “kenapa, Rima? Kenapa kamu mesti cemburu? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku?”
Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.
Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.
Istrimu,
Rima”
Di surat yang lain,
“………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha……”
Disurat yang kesekian,
“…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.
Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang ke rumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, di rumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….
Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya……..”
Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya… dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.
Disurat terakhir, pagi ini…
“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang ke rumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya di rumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.
Saat aku tiba di rumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.
Tahukah engkau suamiku,
Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?………”
Jelita menatap Meisha, dan bercerita,
“Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya di seberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……”. Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.
Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.
Dear Meisha,
Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya?
Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….
Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Di wajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario……
Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.
………………………………………

Monday, June 24, 2013

Hariku mendung

mendung kelam menyelimuti hariku, hari-hariku. ada seperti sebentuk hampa di ruang hatiku. gumpalan-gumpalan pilu yang tak mampu kuungkap,hanya menohok leher, membungkam kalimat-kalimat manisku dulu. tidakah kau lihat itu? pertanyaan-pertanyan dalam sorot mataku? ketidak berdayaan hatiku mrnginginkanmu. aku melihatmu..jauh diatas sana. jauh hingga aku tak mampu melihat hatimu. masih adakah kesungguhanmu yang dulu? atau kali ini aku hanya sebentuk beban yang membuatmu repot. sulit sekali bicara pada hatimu...

Tuesday, May 14, 2013

Obliviate

Pagi, senyap. Tak yakin pasti aku terjaga atau terbangun. Mungkin Kelopak Mataku terlihat setengah rapat. Enggan, mengusai seluruh sendiku. Rasanya mustahil aku akan bisa berdiri.

Apa aku terlihat murung? Apa aku selalu terlihat murung? mungkin salah atau juga tepat sekali

Ngilu. Seoonggok jiwa yang kuyu, asing dan tertutupi, aku pun sulit sekali menjangkaunya. Apalagi diding es disekitarnya yang rapuh, rentan meleleh tapi berlapis-lapis.

Apa boleh menyandarkan dahi ditembok lusuh untuk sekejap saja, mungkin beberapa detik? atau setidaknya setengah jam? atau jika boleh mungkin dua hari?  bagaimana jika berminggu-minggu?

Selalu seperti ada yang malu-malu, bimbang mau masuk atau keluar, dan pada akhirnya hanya mengganjal di tenggorokanku. hhhhh... seperti itu rasanya menjaga biar tak ada yang membanjir.

Jauh dari peradaban, hanya dengan pohon rindang tempatku berteduh.

Aku bertahan. dan akan tetap.


Apa kau melihatnya?








Tuesday, April 02, 2013

Mimpi Buruk

Sementara mimpi buruk itu sangat membuatku benci tidur juga bangun
Aku rasa beberapa kali aku memimpikan itu
Bahwa seperti pilihan hidup atau mati
Ternyata kau lebih memilih dia-
satu-satunya teman yang kucemburui segenap hati
Mungkin aku terlalu cemburu 
Tapi aku tak mau terlihat terlalu cemburu
Pada akhirnya aku melumatnya sendiri

Kau tau?
Aku diciptakan sebagai orang yang selalu cemas
Kekhawatiran adalah aku
Terkadang aku sangat mahir menciptakan kekhawatiranku sendiri
Sepertinya ini kekhawatiranku paling tolol-paling mengerikan
Bahwa aku cemas-kalau seandainya ternyata cintamu mengalami erosi suatu saat
Kalau ternyata aku hanyalah awal dari kisahmu selanjutnya-selain aku
Aku belum pernah secemas ini sebelumnya
Apa aku berlebihan mencintaimu?
Aku tak bisa bersembunyi dari kekhawatiranku yang ini

"Malamku kini terasa sendu, masih tergagap
berharap tau apa inginmu
Mungkin aku tak seindah yang ada dikhayalmu
Mungkin aku tak seperti orang-orang sebelumku
Kuharap kau tau kalau hati ini telah terpaut padamu
Kuingin mampu pupuskan khawatirmu
Tenanglah sayang, aku tak sebodoh itu
biarkan cintaku untukmu terkikis
Terima kasih untuk khawatirmu
Love you sayang.."

Sepertinya aku sudah membumbung sampai langit-langit kamarku
Kau menulisnya...

Aku tau pada akhirnya aku hanya akan merasa bersalah atas sikapku padamu..aku rela menanggungnya, karena aku membutuhkanya..sedikit ungkapan cintamu..sedikit meredakan ketakutanku..sedikit rasa percaya diriku bahwa aku dicintai..bahwa benar yang kupilih....bahwa aku tak menyakiti siapapun kelak..bahwa aku tak akan menjadi candu untuk masalaluku..bahwa memang keberadaanku melengkapimu....
Bangun pagi hari ini aku bahagia....bukan maksudku tak ingin membagikanya padamu....tapi aku terlalu bahagia....aku takut kau akan merusaknya dengan ekspresimu yang biasa-biasa saja..atau bahkan memarahiku...karena aku sedang bahagia...

Sahabatku Raina.. apa kau tau? aku tau kau akan bersyukur karena aku bahagia. Aku bukan sedang membentengi diri darimu. Hanya kurasa kau sangat jauh.... aku ingin bicara padamu, tapi mungkin kau tidak..  jadi biar saja..aku tetap berdoa untukmu.

Tuesday, March 05, 2013

Si Embun Pagi

Embun pagi itu mulai menua, lebih sering mengerutkan dahi dibanding merekahkan senyumnya. ia telah membasahi daun indah yang sempat kering. Matahari kota telah sering menyengatnya, menempanya menjadi setangguh raksa, meski ia tetap menyimpan sutera atau rapuh semata?
Tetap saja, ia menetes-netes. Ia sempat mengalirkan kasihnya dalam rute sungai yang berliku. Ada yang melihatnya sebagai mahkota mawar yang tangkainya berduri, ada yang mengendusnya sesemerbak melati, ada yang mengingatnya adalah ilalang dungu yang sepi.
Ia tetap menetes. Membangunkan capung-capung yang tertidur. Mengalihkan perhatian kumbang dari mengejar sang bunga. Menguras tenaga untuk tetap terjaga dari hidup yang terkadang lemah dan payah.
Ia bermuara, muara untuk menggendongnya ke syurga......

Tuesday, February 26, 2013

love makes the word go round yeay!

masih libur kuliah pasca ujian akhir semester 3. itu berarti 3 semester aku denganmu, baru sebentar,  kata orang baru seumur jagung. waktu itu awal perkuliahan, seminggu pertama aku hanya datang 2 kali pertemuan  untuk kelas malam, hari pertama dan hari terahir di minggu pertama. hari itu hari jumat, aku belum hafal nama-nama teman sekelas, cuma satu dua, dan beberapa yang ku hafal wajahnya tapi tak tau namanya. aku lupa namamu, dan sepertinya waktu itu aku duduk disebelahmu, kita berkenalan dengan percaya diri kuketikan nomor handphoneku di handphonemu, memalukanya kelakuan ku itu. setelah itu aku mengirim sms terlebih dahulu, sebenarnya cuma iseng dan kukirim ke banyak nomor, dan aku tertarik pada gaya smsmu waktu kau membalasnya. 
kita dekat. aku lupa tanggalnya, waktu kau melewatkan malam minggumu di anyer, atau mana aku lupa, sebenarnya aku sepi, dan ada teman laki-laki sekelas dengan kita yang ingin datang, aku iyakan saja karena aku sudah sering menolak tawaranya, dia sudah menyatakan perasaanya padaku, sebenarnya aku tak mau memberi harapan tapi aku tak tau bagaimana caranya agar tidak menyinggung perasaanya, dalihku cuma usianya yang lebih muda dariku. malam itu aku katakan padamu bahwa dia datang kerumahku, membaca balasanmu beberapa kali, dan aku puas. kusimpulkan, kau cemburu...

aku sudah hafal deru motormu, segera ku kenakan jilbabku. kupikir aku akan menunggu didalam saja. ku dengar hanya hening beberapa saat, tak ada suara tapak kakimu, dan handphoneku bergetar.
"Assalamu'alaykum..."
aku tersenyum, lucu, bahkan untuk sekedar naik tangga ke kos-ku pun kau malu. aku membuka pintu cepat-cepat, aku menjemputmu di tangga. dan aku sadar kau berbeda, aku mungkin teman wanita pertama yang kau kunjungi-dimalam-minggu. 
awalnya aku sulit mengikutimu berbicara dengan bahasa jawa wetanmu, tapi menggunakan bahasa jawa ngapakku, kau tak akan mengerti kurasa. sekarang aku mulai terbiasa. aku senang menyimak ceritamu, tentang keluargamu, teman-temanmu, masa kecilmu. aku suka caramu bercerita, caramu tersenyum, gigi putihmu.

-----------

hari pertunangan......kakaku
jujur aku ragu mengajakmu ke kampung halamanku, aku cemas dianggap ingin buru-buru menikah atau apa. dan lebih dari itu, aku cemas kau tak bisa menerima keluargaku. dan aku tak mampu menemukan kata-kata untuk mengatakan itu, dan kecemasanku dituntaskan dengan ajakan kakaku untukmu. aku bersyukur, itu lebih baik. 
kurang lebih 14 jam perjalanan dalam bus-karena macet. kita berdua, bersebelahan di bus pengap. bercerita panjang lebar, terkantuk-kantuk, aku lupa membayangkan bagaimana momen kau akan bertemu ayahku terjadi. dan terjadilah, ayahku yang memboncengkanmu, dan aku dengan uwa-ku di belakangmu, kalian berdua, maksudku kau-dan-ayahku terlihat membicarakan sesuatu, sepertinya seru. aku lega.

-----------

begitulah, mereka-ayah ibu kakak dan adiku menerimamu, bagi ibu, ia percaya padamu. kau tau? itu sangat berarti untuku. 
  
-----------

Setiap hari disisimu, aku nyaman. kau tidak pernah mengungkapkan perasaanmu dengan romantis, sejujurnya  aku mengharapkanya. terkadang aku rasa kau terlalu cuek, atau kau tidak tau cara memperlakukanku. atau kau memperlakukanku sama seperti kau memperlakukan teman-temanmu. bukan. bukan tentang mata kuliah, tentu bukan, tentang hal-hal kecil. sepele. tapi aku merasa kau perlu memperhatikanku. sedikit saja peduli pada urusanku dan perasaan sensitifku, aku tak bisa mengungkapkanya. pada ahirnya aku cuma manyun dan menggerutu, dan kau kebingungan. setiap api kemarahanku berkobar selalu saja luluh saat kau datang.
waktu aku membeku atas kehausanku tentang rasa pasti bahwa kau sungguh-sungguh akan melindungi dan menjagaku kadang menjadikanku benar-benar bisu, dan seketika menguap begitu saja saat menjadi makmumu dan mengaminkan doa-doamu.

------------

kau periang, kau selalu bisa menutupi masalah-masalahmu, bahkan dariku sekalipun. aku tak pernah mendengarmu mengeluh kecuali kau sering sakit kepala. dan aku mulai takut karena kau tak pernah mengeluh. aku menerka-nerka, apa kau tak  percaya padaku? apa kau sedemikian hebatnya sehingga tak ada yang perlu kau keluhkan? atau ini lebih menyakitkan, kau ragu padaku....dan aku takut. 
aku ingin bertanya padamu tentang ini, tapi kau selalu sibuk dengan handphonemu atau dengan membahas masalah-masalah lain dibandingkan dengan mengeluh padaku dan mencari jawaban apa kau ragu padaku.
aku fokus padamu, dan aku nyaris tak punya teman. aku takut akan kekhawatiranmu pada masa laluku, tak ada jalan lain selain menutup aksesku dari masa laluku, itu berarti juga dari teman-temanku, tidak, bukan karenamu tentu, ini hanya karena ketakutanku. dan jangan menyalahkan dirimu seperti biasa, karena aku tidak pernah meninggalkan mereka, dalam doa.




Songwriters: Jackson, Deon


You know love makes the world go round
And love, baby makes the seesaws go up and down
And it makes trees grow tall
And the most important thing of all
It makes a boy and girl, oh
Say they feel so fine, now

Without love flowers wouldn't grow in the spring
And without spring, yeah the birdies just couldnt sing
Everybody needs love
To watch the twinkling stars above
It makes a boy and girl,
Say they feel so fine, now

Oh... love makes you cry, now
That goes for Billy, Sherry, Bobby and Marsha and baby you and I
Oh, I can prove to you
That these facts of love are so true
It makes a boy and girl, yeah
Say they feel so fine, now

Love, love, sweet love love is so good, child
Ooh, it's so fine ooh...



Friday, February 08, 2013

Tentang Sahabat

jangan menganggapku sebagai antagonis, bukankah kalian yang meninggalkanku sendiri? apa aku perlu meminta kalaian menyapaku? aku rasa kalian tau seperti apa aku. aku bersyukur untuk kebahagiaan kalain, sungguh. kapan terahir kita bertemu? sudah lama ya? tidak, aku tidak membenci kalian, untuk apa? hanya saja seperti katamu kan? terkadang teman perlu rasa dibutuhkan. apa kamu ingat? mudah-mudahan. dan aku tak pernah mengingat kalian atau satu dari kalian tergopoh-gopoh membagi masalah kalian. sederhana.
dan memberiku alasan untuk menyelesaikan semuanya, sendiri. perlahan yang aku ingat aku yang lebih sering menanyakan kabar kalian, bukan seperti diriku yang dulu kan?.

akhir-akhir ini aku sering teringat masa kecil kita dulu, sebelum kita menyebut kita adalah sahabat, dulu sekali kalian menjauhiku, aku bahkan sering tak kalian ajak belajar. entah karena aku bungsu diantara kalian. entahlah yang jelas setelahnya kita menjadi teman kental. kita berempat. selebihnya kalian memberiku kenangan-kenangan indah, kekanak-kanakan, riang dan seterusnya.

terkadang lucu, mengingat dulu kita sering jatuh hati pada orang yang sama, beberapa kali aku memenangkanya, bukan maksudku membanggakan, itu hanya masa lalu, akupun tak tau apa dulu aku benar-benar jatuh hati, mungkin juga aku hanya terlalu tega pada kalian. apa ini karma? menjadi keterasinganku dari dunia kalian. dan kamu bilang aku yang sibuk membentengi diri agar kalian tidak melihatku? aku mengingatnya dengan sangat jelas.

baiklah, kali ini harus lebih tabah saja bagiku, mungkin saja ada kesempatan untuk bertemu kalian lagi, atau diberi kehidupan lagi, untuk berteman lagi, dengan kalian lagi. itu saja.
semoga kalian ditakdirkan untuk hidup bahagia dan berhasil. aamiin.

Friendship needs no words--it is solitude delivered from the anguish of loneliness
--Dag Hammarskjold--

Sincerity, truth, faithfulness, come into the very essence of friendship,
--William Ellery--

The proper office of a friend is to side with you when you are in the wrong. nearly anybody will side you when you are in the right
--Mark Twain--

Tuesday, January 22, 2013

Anak KEcil KEriting

Tidak terlalu sepi..tapi waktu itu aku mencoba tak terbebani. aku menutup mataku mencari ketenangan dalam gelap. aku mendengarnya, suara jarum detik pada jam dinding. apa lagi? suara-suara itu.. anak kecil berambut keriting, berhidung mancung tertawa dengan teman-temanya, anak kecil yang periang dan selalu berbunga-bunga karena sepertinya banyak anak laki-laki yang mengejarnya, kelihatanya ia tak terlalu peduli, dia lebih bahagia bersama teman-teman dekatnya.

Lebih erat lagi kupejamkan mata, aku melihatnya, jelas sekali anak kecil berambut keriting berhidung mancung sudah lebih tinggi, kurus, dengan baju putih yang tak terlalu putih itu, sudah sobek dan hanya ditempel plester, rok biru yang sobek dibagian lipatan depan hanya di kaitkan dengan peniti besar, masih bersama teman-temanya, sepertinya dia bahagia mendribel bola basket sepanjang hari, setiap hari. sesekali bertanding dengan anak laki-laki.

Kuhirup nafas dalam-dalam, dia bukan lagi anak kecil, dia memakai rok abu-abu panjang menjuntai sampai ketanah, bajunya pun panjang, dia mengenakan kerudung, tak lagi terlihat keriting dan berantakan, masih bersama teman-temanya, dia tertawa, lebih sering tertawa dari pada apapun juga bersama teman-teman dekatnya, masih suka mendribel bola basket hanya kostumnya yang berbeda, celana trining panjang, kaos panjang dilapisi kaos tim, dan kerudungnya. dia terlihat bahagia, banyak bergerak dan bahkan sering menggoda gurunya!

Anak kecil keriting dan mancung itu beberapa tahun yang lalu bernostalgia dengan teman laki-lakinya dari taman kanak-kanak, dia terlihat bahagia meski dia baru saja ditinggalkan pacarnya. hingga akhirnya keraguan merasukinya. dia berhenti bernostalgia.

Anak kecil keriting dan mancung itu sudah tenggelam dalam hiruk pikuk kepentingan dan kebutuhan pekerjaan. Dia nyaris lupa caranya tertawa dulu, dia ditinggalkan teman-temanya karena menjadi malas tertawa dan bercerita.

Satu setengah tahun yang lalu anak kecil keriting dan mancung yang sudah jarang tertawa itu bertemu denganmu, pertama-tama ia meminjam kamus oxfordmu, setiap hari duduk disampingmu, diam-diam mempelajarimu, bagaimana kau selalu tertawa, membuat orang tertawa, bagaimana kau menatap orang dengan tulus, bagaimana bahwa ternyata kau memiliki magnet untuk disayangi orang-orang disekelilingmu. kau, nyaris tanpa cela. 

Mataku lelah terus terpejam, mengenang banyak hal yang kau lewati dengan anak kecil keriting dan mancung yang sudah jarang tertawa itu, membayangkan bahwa selanjutnya aku cemburu dengan kedekatanmu dengan teman-teman wanita yang lain, membayangkan bahwa mungkin kau akan bosan dengan dengan anak kecil keriting dan mancung yang sudah jarang tertawa itu...

Mataku mulai berair, aku terlalu cemburu, atau terlalu takut kehilanganmu, aku menjadi tidak rasional, dan menjadi tamak atas waktumu dan dirimu. atau mungkin anak kecil keriting dan mancung yang sudah jarang tertawa itu mulai tak percaya diri, bahwa mungkin anak kecil keriting dan mancung yang sudah jarang tertawa itu akan membosankan dan tidak terlalu tinggi untuk disampingmu. 
Aku membuka mata karena mataku mulai pegal-pegal, kulihat di cermin, anak kecil keriting dan mancung yang bermuka sendu itu menatapku sebentar, lalu sibuk mencari handphone nya, dan mulai menekan beberapa tombolnya "mas?" - send.