Belenggu apa ini..
ada yang mengurung sedihku yang dulu sering tumpah dibalik bantal. ada seonggok entah apa itu..seperti kebencian yang aku tak mengerti, seperti kekecewaan yang lama sekali terpendendam dan seperti telah kuhapus sendiri berungkali, namun selalu gagal sampai tuntas.
Belenggu apa ini....
bahwa aku sangat menyayanginya, juga telah kupendam sedihku karenanya. aku takut membencinya, takut sekali, karena kesewenang2anya, karena ditaktoritasnya, karena dia sungguh selalu dibenarkan oleh mereka. karenanyalah aku rela hanya membalikan badan dan sesenggukan dibalik punggung.
Dan seorang pria yang telah kuyakini akan menjadi Imamku kelak.. apa dia tau? kumohon jangan tau.. kau tau? aku malu padamu.. bahwa ternyata aku rapuh, bahwa ternyata aku memang sangat bergantung padamu... aku malu padamu.. karena ternyata kau lebih penting, dan terpenting untuku.. aku tidak berharap kau menganggapku sepenting dirimu untuku, sungguh, aku tau dirimu... jadi biar saja sedihku membeku sendiri... aku hanya perlu tanganmu sesekali membelai bahuku.. kau menyayangiku dengan sangat baik. terima kasih untuk itu..